Kehidupan Selama di STAN


Buat kamu yang menargetkan PKN STAN sebagai tempatmu berlabuh (auwwhh), maksud penulis sebagai tempatmu mengenyam pendidikan, pasti kamu penasaran dengan pola hidup di PKN STAN. Tentu saja, penulis akan dengan senang hati berbagi.
Pertama kali penulis mendengar bahwa penulis lulus tahap satu USM STAN, penulis dengan begitu girangnya membayangkan seperti apa kehidupan di Jakarta. Pasti kehidupannya serba mewah, pasti mahal, pasti ini dan itu. Maklum, penulis laahir dan besar di sebuah kota kecil di Sumatera Utara. Penulis berandai-andai, bisa ga ya bertahan hidup di sana? Namun khayalan penulis itu berhenti ketika menyadari masih ada satu tahap lagi yang harus penulis hadapi untuk menyaksikan sendiri khayalan itu. Belum lagi mengikuti tahap dua, penulis sudah mendapat kabar bahwa penulis lulus di ITB. Huaaah, kegembiraan penulis meluap-luap. Penulis kembali membayangkan kota Bandung yang terkenal dengan kehidupan malamnya. Pastilah mewah. Mohon maaf kalau lebay, bayangan penulis tuh ya, kota besar di pulau Jawa sana terdiri dari gedung-gedung kaca, jalannya lebar dan banyaaaaaaak sekali lampu warna warni. (Yaampun, udiknya). Lalu penulis melangkahkan kaki ke Bandung untuk mendaftar ulang serta mengikuti orientasi sembari menunggu jadwal tes tahap dua STAN. Tapi penulis kaget (bukan kaget, bertanya-tanya lebih tepatnya), wah, ternyata ga seperti yang di bayangan. Keheranan belum berhenti kala memasuki lingkungan kos, Dipati Ukur. Jalannya luar biasa sempit, hanya muat untuk pejalan kaki. Rumah disini begitu rapat dan penduduknya ramai. Begitulah wajah kota besar di mata penulis. Kemudian penulis kembali ke Medan untuk mengikuti tes tahap dua di saat berlangsungnya kegiatan orientasi di ITB. Penulis izin untuk tidak mengikuti orientasi dengan alasan ibu penulis sakit. Memang pada saat itu ibu penulis baru selesai menjalani operasi kanker payudara. Akhirnya penulis diperbolehkan. Setelah penulis mengikuti ujian STAN tahap dua, penulis kemudian kembali lagi ke Bandung untuk melanjutkan orientasi. Orientasi berlalu dan penulis menjalani perkuliahan hingga menjelang UTS. Tiba-tiba pengumuman USM PKN STAN keluar, dan ada nama penulis. Dengan perasaan senang bercampur sedih, penulis pun memutuskan untuk pindah ke STAN.
Ini kali pertama penulis ke Jakarta. STAN bukan berada di Jakarta, melainkan Bintaro, Tangerang Selatan. Tetapi masyarakat khususnya kita orang desa senang menyebutnya Jakarta. Kali ini penulis sudah akrab dengan wajah kota besar. Pertama kali menginjakkan kaki di wilayah Kalimangso, penulis ragu untuk tinggal di sana karena takut lingkungan yang tidak sehat melihat banyaknya lalat. Tapi setelah mencari-cari, budget penulis hanya cukup untuk tinggal di sana hehe. Selain itu, komunitas penulis memang mayoritas tinggal di sana. Akhirnya penulis memutuskan untuk tinggal di sana. Sebagai informasi tambahan, daerah kosan untuk tempat tinggal anak STAN di antaranya Ponjay (depan, yang ada air mancurnya, daerah bintaro jaya), Ceger (belakang), Sarmili (kanan), PJMI (kiri), Kalimangso (di antara kampus dan PJMI). Kalimangso merupakan daerah yang paling padat penduduknya. Semuanya tersedia di kalimangso baik warung makan, tempat fotocopy, laundry, masjid, dsb. Sampai saat ini, Kalimangso masih menjadi tempat yang paling lengkap di antara daerah kos yang lain. Setelah D1 pindah ke Jakarta, setiap pagi, Kalimangso macet oleh pejalan kaki yang seperti lalerr.
Akhirnya dimulai lah kehidupan yang sesungguhnya. Dinamika berlangsung selama seminggu. Ada begitu banyak drama yang tercipta hehe mulai dari terlambat datang, dimarahi oleh raka/rakanita (panitia dinamika), tugas tidak selesai, tidak membawa perlengkapan misalnya tidak bawa payung, membawa barang tidak sesuai aturan atau bahkan sesuai tapi berlebihan seperti bawa dua pulpen padahal yang diminta cuma satu, sampai melanggar aturan. Ya, ada begitu banyak. Selama seminggu kamu harus menahan diri untuk tidak jatuh sakit dengan semua kesibukan yang ada. Sama seperti orientasi pada umumnya. Tapi tahun 2017 dinamika terbilang sangat ringan karena D3 dan D1 bahkan D4 berkumpul dalam satu kegiatan orientasi yang dilaksanakan selama seminggu. Akhirnya kegiatan dinamikanya dibagi menjadi dua bagian. Kelompok pertama selama 3 hari melakukan kegiatan A, kelompok lainnya selama 3 hari melakukan kegiatan B. Begitulah secara bergantian.
Setelah dinamika selesai, kegiatan perkuliahan pun dimulai. Kita mulai mengenal teman baru, kelas baru, bahkan perkenalan dengan dosen. Jangan sampai kesasar ya. Banyak yang pada masa awal perkuliahan tidak mengetahui di gedung mana ia berkuliah. Gedung yang biasanya digunakan untuk proses belajar mengajar adalah gedung I, J, C, D, E. Selebihnya adalah gedung perkantoran yang kadang juga digunakan untuk kuliah oleh dosen yang bersangkutan. Sedangkan Lantainya dinyatakan oleh angka setelah variabel. Misalnya jadwal kuliahmu di I307. Itu berarti kelasmu ada di gedung I (dekat air mancur sebelah kiri), lantai 3, ruangan nomor 7. Untuk fasilitas lainnya seperti plasma, bendungan, tugu jurusan, kantin, perpustakaan, student center, gedung secretariat, dsb. akan kamu ketahui seiring dengan berjalannya waktu atau liat map. Saran penulis, bawa terus map kampus yang diberikan pada saat dinamika. Malu dan buang waktu kalau kesasar.
Penulis juga pengen ngasi tau, kalian harus akrab ya dengan karakter dosen STAN. Ada yang santai, ada yang niat ga niat ngajar bahkan sampai sering absen, ada yang killer tapi baik ngasi nilai, ada yang santai ngajar tapi pelit nilai. Jangan sampai bermasalah karena nilai kalian ada di tangan mereka, dan nilai inilah yang nantinya akan menentukan keberlangsungan pendidikan kalian di STAN.
Pada zamannya penulis kuliah (2014-2017), syarat untuk lulus per semesternya adalah:
-          Ip minimal 2,75 per semester
-          Tidak ada nilai D pada mata kuliah umum
-          Absen 80% dari kehadiran dosen (minimal 6 pertemuan)
-          Tidak melakukan pelanggaran, seperti mencontek saat kuliah (kalau terjadi saat itu juga kamu sudah dianggap gugur)
-          Jangan sampai salah jadwal saat UTS atau UAS (pernah ada kejadian seperti ini, dia kira dia masuk siang, ternyata pagi. Dia tidur dengan santainya, sampai akhirnya dia sadar jadwal ujiannya sudah lewat. Akhirnya nilai mata kuliah itu D, dan dia DO. Untuk itu selalu perhatikan jadwalmu ya, terlambat di bawah 30 menit kamu masih diizinkan kok masuk, di atas 30 menit sampai jadwal ujian selesai kamu ujian di secretariat, selebihnya tidak ada ampun bagimu. L)
Oke, kembali ke kehidupan di STAN. Ada beragam pola hidup di STAN, sama seperti universitas pada umumnya. Ada yang study oriented, ada yang aktif organisasi dan kepanitian, ada juga yang ga peduli pada apapun (yang penting kuliah dan nonton drama Korea). Sedangkan penulis adalah peralihan antara ga peduli dan aktif kepanitiaan. Karena penulis tidak suka kegiatan kampus, hanya kegiatan kepanitiaan itupun skalanya kecil. Selebihnya penulis cuma nonton dan bersih-bersih kamar, dan yah, pacaran hehe. Maafkan penulis tidak memberi contoh yang baik.
Jadi selama menjalani perkuliahan, penulis hanya punya sedikit teman karena sulit mencari teman yang sesuai dengan karakter penulis yang cenderung sulit bergaul. Tapi memang, kehidupan di Jakarta memaksa kita untuk mandiri. Ya, kebanyakan orang bodo amat dengan lingkungannya sehingga sulit untuk menemukan teman di tanah rantau ini. Sehingga selain harus melalui proses perkuliahan yang penuh tekanan dan ancaman, kita pun harus menyesuaikan diri dengan lingkungan. Hidup bukan sekedar hidup loh ya. Akan lebih menyenangkan kalau hidup kita diisi dengan kegiatan yang berarti. Baiknya jangan membuang waktu dengan berpikir bahwa orang lain yang harus menyesuaikan diri ke kita. Melainkan kita lah yang menyesuaikan diri dengan lingkungan kita agar kita tidak tenggelam sendirian. Jangan mengulangi kesalahan penulis ya.
Lalu bagaimana dengan tongkrongannya? Anak STAN itu cenderung sulit mencari tongkrongan dikarenakan kondisi lingkungannya yang cukup jauh dari tempat hiburan. Anak STAN biasanya mencari hiburan dengan nongkrong di warkop, ngemall ke BXChange, BP, Lotte Mart atau AEON yang agak jauh. Atau kalau kamu memang anak yang gabisa diam, kamu bisa jalan-jalan ke tempat wisata di Jakarta atau berpetualang ke alam saat akhir pekan. Dan tempat yang paling sering jadi tempat tongkrongan menjelang ujian adalah McD!! Ya, baik itu McD sektor 9 maupun McD Emerald. Mungkin akan terdengar boring dibandingkan dengan anak universitas lain yang bebas jalan kemana pun karena punya waktu luang. Tapi beginilah memang kondisinya. Kita dibayar oleh negara, untuk itu kita harus tau diri.
Lalu benarkah STAN itu ga punya waktu libur? Hmmm… ini adalah pertanyaan yang paling membuat sedih. Mulai 2017, jadwal kuliah tetap di STAN ditetapkan mulai dari Senin-Sabtu dan bahkan ada jadwal kuliah malam sampai pukul 22.00 WIB. Tapi tentu kita tidak berkuliah setiap hari, tergantung jadwal kelas kita. Selain itu, libur semester biasanya cuma 2 minggu untuk peralihan semester ganjil ke genap dan 4 minggu untuk peralihan semester genap ke ganjil. Berbeda dengan universitas yang liburnya bisa sampai berbulan-bulan. Karena itulah anak STAN cenderung memanfaatkan libur mereka sebaik-baiknya untuk bertemu dengan sanak saudara di kampung. Berat ya…
Tapi puji Tuhan, penulis berhasil melalui itu semua. Tips Lulus? Hmm.. saran penulis, ajak temanmu untuk berdiskusi baik sebelum atau menjelang ujian. Ntah dia mampu atau tidak. Itu sangat membantu. Masalah akan lebih mudah diselesaikan oleh lebih dari satu kepala. Baiknya kalian saling bertukar pikiran untuk menyempurnakan pengetahuan kalian. Tidak perlu takut tersaingi atau bahkan malu mengakui kamu tidak mampu. Perlu kamu tahu, yang penting di STAN adalah kamu lulus setiap semesternya. Bila nilaimu memuaskan, itu adalah bonus. Karena ternyata ip tidak mempengaruhi di instansi mana kamu akan ditempatkan. Kalau kamu mampu, tolong temanmu yang kurang mampu. Kita tidak tahu masa depan. Siapa tahu kelak dia jadi atasanmu, kalian akan tetap bisa berhubungan baik karena dia masih ingat dengan pertolonganmu. Selain itu, jangan lupa berdoa ya karena ada kekuatan yang lebih besar dari usaha. Penulis yakin kamu sudah tau itu.

Nah, demikianlah yang bisa penulis sampaikan. Maaf apabila ada ketidaksesuaian dengan judul bila kamu rasa kurang sesuai, atau isinya tidak terlalu penting bila kamu rasa kurang penting. Penulis hanya ingin membagikan gambaran kehidupan di kampus STAN berdasarkan apa yang penulis ingat. Karena memang penulis tidak melalui banyak hal di sana. Dan memang kebanyakan anak STAN kurang menikmati hidup akibat tekanan yang berat. Penulis harap kamu bisa maklum yaa.

Komentar