Halo readers..
Mumpung aku lagi normal, aku ga
akan posting sesuatu berbau mimpi, imajinasi atau kata-kata berbau puitis hehe.
Kali ini, penulis mau act normal like the others yang ngasi informasi berguna
untuk para readers nya. Apa itu? Ya, sesuai judul, kali ini penulis akan bahas
mengenai pengalaman penulis selama berkuliah di PKN STAN.
Maaf sebelumnya, penulis gabisa
ngasi identitas asli penulis karena di era digital ini, identitas seseorang
cenderung disalahgunakan. Tapi tenang aja, penulis akan tetap kasi informasi
yang kamu butuhkan (yang sesuai dengan pengalaman penulis tentunya). Mungkin ga
semuanya bisa penulis rangkum disini, karena ingatan penulis terbatas dan
kegiatan selama 3 tahun ga cukup untuk dirangkum disini.
Oke, let‘s start! Penulis lulus
SMA tahun 2014 dari sebuah kota kecil di Sumatera Utara bernama kota
Pematangsiantar. Ya, penulis ini orang Batak heheh (harus proud ama asal kita
yaa). Dan puji Tuhan, di tahun yang sama penulis diterima diterima di beberapa
universitas, termasuk ITB (Institut Teknologi Bandung). Lalu kenapa pilih STAN?
Sedikit bercerita, tahun 2014 penulis ga lulus SNMPTN (jalur undangan), memang
sulit mengharapkan nilai rapor yang baik di sekolah swasta. Tapi penulis tidak
patah semangat, penulis mendaftarkan diri ke beberapa kegiatan seleksi
penerimaan mahasiswa baru termasuk USM STAN, USM STIS (dulu masih bisa daftar
PTK lebih dari satu), sbmptn, simak UI, dan bahkan tes masuk sekaligus beasiswa
President University. Dari semuanya itu, penulis tidak lulus simak UI (padahal
jurusannya incaran penulis, desain interior). STIS? Gagal tahap akhir hehe.
Nah, kita langsung aja ya, kenapa
penulis lebih memilih STAN dibandingkan universitas?
- Kebanggaan orangtua. Ini alasan utama penulis. Orangtua batak sangat bangga kalau anaknya jadi PNS. STAN merupakan salah satu wadah yang mendukung untuk mewujudkan cita-cita itu.
- Kuliah di STAN gratis. Samasekali ga bayar kecuali tempat tinggal dan uang makan. Bahkan, ada program (sejenis program kakak asuh) yang ditujukan bagi mahasiswa yang kurang mampu. Jadi setiap bulan, mahasiswa tersebut akan dapat uang kira-kira Rp 500.000,-. Untuk detailnya mungkin bisa ditanyakan ke organisasi tersebut. (tentunya setelah kamu masuk STAN ya). Selain itu setiap semester pihak kampus juga akan memberikan alat tulis dan buku (buku tulis dan buku bacaan). Tapi tetap aja kita butuh buku pendamping (menyesuaikan ke dosen), dan itu banyak bertebaran di fotocopy Kalmong hahaha. (tentunya harus ngeluarin duit).
- Ga perlu pilih SKS. STAN itu sama kayak sekolah (namanya juga sekolah tinggi). Kita ga perlu KRSan atau ngejar dosen untuk pilih mata kuliah yang akan kita ambil. Setiap semester sudah ada mata kuliah yang harus kita jalani.
- Langsung kerja. Sempat ada gosip bahwa STAN bukan lagi sekolah ikatan dinas. NO, that‘s totally wrong! STAN memang melakukan sedikit perubahan, di antaranya perubahan nama dari STAN menjadi PKN STAN (Politeknik Keuangan Negara STAN) pada tahun 2016 lalu. Jadi STAN berpindah naungan, yang tadinya di bawah Kementrian Keuangan jadi di bawah naungan Kemendikbud. Dosen yang dulunya pejabat yang merangkap jadi dosen, kini sudah jadi dosen tetap (ini belum sepenuhnya bisa dilaksanakan). Tapi ini ga mengubah status STAN sebagai sekolah ikatan dinas.
- Bergaji tinggi. Ya, lulusan STAN bukan calon PNS daerah melainkan PNS Pusat di Lingkungan Kementerian Keuangan (demikian sebelum negara api menyerang) yang mana kita sama-sama tahu PNS di lingkungan ini (khususnya pajak) merupakan PNS dengan tunjangan paling tinggi di Kementrian Keuangan.
- Setara dengan lulusan universitas. Kalau kamu mempermasalahkan gelar, malu dengan D1 atau D3, tenang aja, mulai 2017 ini STAN membuka peluang D4 langsung untuk lulusan SMA. D4 sama dengan S1. Hanya saja D4 merupakan terapan sedangkan S1 keilmuan. Sama seperti SMA dan SMK. Lalu lulusan D4 tetap bisa S2? Tentu saja bisa!! Dan justru kita diberi peluang untuk berkuliah di luar negeri! Untuk lebih lanjutnya, kamu akan ketahui setelah lulus dari STAN ya…
Wah, enak dong ya. Lulusan
universitas memang menjanjikan hal lebih fantanstis untuk orang-orang yang mau
bekerja keras. Sementara yang kurang, akan tersisihkan, berbeda halnya dengan
PNS dengan kehidupannya yang cenderung stabil dan karirnya bertahap. Tapi bukan
berarti ga bisa berkarir loh ya. Justru kalau kamu orang yang gigih dan kompeten,
peluangmu akan lebih besar untuk menjadi petinggi negara. Lalu kira-kira STAN
punya kekurangan ga? Tentu semua ada kekurangannya. Kekurangan PKN STAN di
antaranya:
- Diancam DO. Setiap semester kita diancam DO oleh pihak secretariat (setidaknya begitulah yang penulis alami). Penyebab DO di antaranya adalah tidak memenuhi 80% kehadiran per mata kuliah (80% itu biasanya 3 kali pertemuan), melakukan tindakan indisipliner (mencontek saat ujian), tidak mampu memenuhi IPK minimal (tahun 2014-2017 IPK minimal 2,75), dan ada nilai D pada mata kuliah umum (ga boleh ada D gaes). Lalu bagaimana dengan mereka yang mengulang? Aku dengar di STAN bisa ngulang. Nah, mengulang merupakan peraturan baru yang sudah dijalankan dalam 2 tahun terakhir namun dicabut kembali. Jadi setiap tahun peraturan itu berubah gaes. Tergantung ama pejabatnya. Dan program mengulang hanya bisa diberikan pada siswa yang tidak bisa mengikuti kegiatan akademik (IPK<2,75 dan ada nilai D). Jadi buat yang indisipliner gabisa ya gaes. Terus, gimana dengan cuti? Apa cuti sama dengan DO? Beda. Cuti hanya ditujukan kepada mahasiswa yang sakit parah lebih dari 3 minggu dan tidak bisa mengikuti ujian (baik UTS maupun UAS).
- Ga ada uang saku. Sejak tahun 2013, mahasiswa tidak menerima uang saku sama sekali. Dulu pernah ada kabar angin bilang anak STAN akan mendapat uang saku setiap bulan di tahun terakhir perkuliahan. Dan ternyata itu hoax gaes.
- Gabisa nikah selama masa pendidikan. Di awal kamu diterima menjadi mahasiswa STAN kamu akan disuguhi kertas berupa kontrak yang berisi kesediaan kamu untuk ditempatkan dimana saja dan kesediaan kamu untuk tidak menikah selama proses perkuliahan. Kenapa ga boleh nikah selama kuliah? Menurut dosen penulis, orang yang sudah menikah kesulitan untuk mengikuti kegiatan akademik. Untuk menghindari ketidakoptimalan belajar mahasiswanya, STAN membuat peraturan demikian. Tapi tenang gaes, setelah kamu yudisium, walau belum wisuda, kamu udah bisa kok nikahin doi. Tapi komitmen ya gaes, jangan karena mengebu-gebu pengen xxx. Bahaya. Soalnya PNS harus monogami (bahkan setau penulis gaboleh cerai), tapi gatau deng. Caritau aja ya hehehe.
- Fasilitas kurang memadai. Kampus STAN ga seluas kampus lain gaes. (Itu fotonya versi bagus ya gaes). Jadi mahasiswa cenderung rebutan kelas untuk mengisi kelas pengganti. Apalagi mulai tahun 2017 mahasiswa D1 berkuliah di kampus PKN STAN Bintaro, makin susah deh nyari ruangan. Itu sebabnya mulai tahun ini perkuliahan diadakan Senin-Sabtu pukul 07.30-22.00 WIB. Selain itu, karena kurangnya ruangan, sulit untuk booking ruangan untuk kegiatan mahasiswa (seperti Kebaktian Jumat yang diadakan oleh PMK dan misa kampus yang diadakan oleh KMK). Bahkan AC, proyektor, sound system di ruangan kuliah juga rusak dan tidak kunjung diperbaiki selama bertahun-tahun. Lahan parkir dan kantin juga kurang memadai. Pokoknya kampus kita masih dalam tahap pembangunan yang tak kunjung selesai gaes.
- Peraturan di STAN tergolong ketat. Maklum gaes, kita kuliah gratis dan berhubungan dengan pemerintahan. Ada-ada aja peraturan yang kadang bikin kita ga percaya kita lagi ada di STAN. Ga boleh injak rumput, ga boleh masuk ke air mancur, bahkan 2016 kemarin, ada peraturan yang melarang pegawai, dosen atau mahasiswa untuk bermain pokemon go karena menghalangi proses akademik. Dan dari kesemuanya itu, ancamannya adalah DO bagi mahasiswa dan peringatan tertulis bagi pegawai. Hmmm..
- Bagi kamu yang suka mengexplore style dengan pakaian, kampus STAN bukanlah pilihan yang tepat untukmu. Ya, karena kita pakai seragam. Tapi, beruntung STAN bukan sekolah militer atau semi militer yang mengharuskan mahasiswanya memakai seragam dari kampus sehingga kamu masih bisa pilih sendiri gaya berpakaianmu namun tetap sesuai aturan yaa (yang cewe roknya semata kaki dan ga boleh ada belahan)
- Karena kita ga pilih SKS maupun dosen, maka siap-siap dapat dosen yang ga sesuai harapan. Bisa-bisa kamu dapat dosen yang pelit nilai atau bahkan ada yang tega ngasi nilai D. Kalau udah dapat dosen gini, banyak-banyak berdoa ya gaes. Service dosenmu dengan baik. Ada nih ya, krna ac ruangan kuliah rusak, dosennya ngerasa gerah dan akhirnya marah gamau lagi ngajar di kelas itu. Serem gaess. Itu bisa berujung fatal buat masa depan kita L.
Sejauh ini itu aja sih kekurangan
yang penulis tau. Tapi yang paling disoroti ama anak-anak STAN lain adalah
proses perkuliahan yang penuh tekanan. Kebanyakan anak-anak STAN mengeluh akan
tingginya tekanan yang diberikan pihak kampus. Sedikit-sedikit diancam DO. Sehingga
pada titik tertentu mahasiswa merasa jenuh. Ini yang mengakibatkan anak STAN
kurang bersosialisasi. Mahasiswa lebih memilih beristirahat atau relaksasi ketika
ada kesempatan, seperti festival dan sejenisnya, sehingga kegiatan kampus
cenderung tidak meriah. Elemen kampus pun sepi. Padahal begitu banyak talenta
anak-anak STAN yang seharusnya bisa tersalurkan dengan baik. Dengan kata lain,
bakat kita bisa hangus disini. Tapiii……. Lagi-lagi itu pendapat penulis. Ada
yang justru menemukan dan mengembangkan bakatnya di kampus ini. Itu semua
tergantung bagaimana kamu mengatur dirimu. Untuk itu, kamu perlu
mempertimbangkan dengan matang keputusanmu untuk berkuliah disini. Oya gaes,
kalau kamu mau share ini ke temenmu, jangan lupa sertakan source nya yaa…
Sampai jumpa di sesi cruhat
berikutnya yaa.. mungkin penulis akan cerita mengenai lokasi kos atau lokasi
jalan-jalan yang biasa dikunjungi oleh anak-anak STAN, atau bahkan mengenai
penempatan (woaaah). Okedeh, see youu..
Baca: Tips & Trik USM PKN STAN
thank you loh ka udah kasih Info PKN STAN nya.
BalasHapus